Rabu, 23 April 2014



PEMBAHASAN

A.    Terapeutik Dalam Al-Qur’an
1.      Pengertian Terapi
Kata “ therapy” (dalam bahasa inggris) bermakna pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa arab kata therapy sepadan dengan الاستشفاء yang berasal dari شفاءيشفىشفى , yang artinya menyembuhkan. Seperti yang telah digunakan oleh Muhammad Abdul Aziz al Khalidiy dalam kitabnya “ Al Istisyfa’ bil Qur’an “ ( بالقرانالاستشفاء ( .[1] firman Allah Ta’ala yang memuat kata syifa’ :
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrߐÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ  
 “ wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh untuk penyakit yang ada di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman ( percaya dan yakin) “. ( yunus, 10 : 57 ).
ãAÍit\çRur z`ÏB Èb#uäöà)ø9$# $tB uqèd Öä!$xÿÏ© ×puH÷quur tûüÏZÏB÷sßJù=Ïj9   Ÿwur ߃Ìtƒ tûüÏJÎ=»©à9$# žwÎ) #Y$|¡yz ÇÑËÈ  
 “ Dan kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu (yang dapat menjadi) penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (percaya dan yakin), dan Al-Quran itu tidak akan menambah kepada orang yang berbuat aniaya melainkan kerugian “  ( Al isra’, : 82 ).
2.      Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul, yaitu maqru’, yang dibaca. (T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Bulan Bintang, 1972: 16) Dari segi istilah Abdul  Wahhab Khallaf memberikan definisi bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad bin Abdullah melalui al-Ruhul Amin (Jibril as) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Al-Qur’an itu terhimpun dalam mushaf, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi ke generasi secara tulisan maupun lisan. Ia terpelihara dari perubahan atau pergantian. (Abd. Al-Wahhab Khallaf, 1972:23)
Sedangkan syifa’ sebagai nama lain dari Al-Qur’an juga disebutkan dalam tafsir al-Razi sebagai urutan yang kesembilan seperti yang dikemukakan di bawah ini
وتاسعها, الشقاء (وننزل من القران ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين) وقوله (وشفاء لما في الصدور) وفيه وجهان, احدهما: أنه شفاء من الأمراض. والثاني: أنه شفاء من مرض الكفر,لأنه تعالى وصف الكفر والشك بالمر ض, فقال (في قلو بهم مرض) وبالقران يزول كل شك عن القلب, فصح وصفهبأنه شفاء.
Nama lain dari Al-Qur’an yang ke Sembilan adalah ad-syifa’. Firman Allah swt:  وننزل من القران ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين “ Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. Pada ayat lain Allah swt berfirman: وشفاء لما في الصدور “dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada”. Dalam hal ini, terdapat dua pendapar: pertama Al-Qur’an sebagai syifa’ (obat) terhadap berbagai penyakit. Kedua, Al-Qur’an sebagai syifa’ (obat) terhadap penyakit kufr, karena Allah swt, menisbahkan kufur dan keraguan sebagai penyakit, sebagaimana firman-Nya: في قلو بهم مرض “dalam hati mereka ada penyakit”. Dengan Al-Qur’an dapat menghilangkan tiap-tiap keraguan dalam hati. Karena itu sudah tepat jika Al-Qur’an dinisbikan sebagai syifa’.
3.      Terapeutik dalam Al-Qur’an
Pengobatan Al-Qur’an adalah pengobatan dengan cara ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan kepada orang yang sakit (pasien) ditambah pula dengan doa-doa ma’tsur, yang dilakukan secara berulang kali sampai sembuh dengan izin Allah. Jadi, hal yang mempengaruhi pasien adalah bacaan Al-Qur’an.(Abdel Daem Al-Kaheel, Amzah ,2012: 5)
Bahwasanya konsep penyembuhan, pengobatan atau perawatan dari suatu penyakit yang terdapat dalam Al-Qur’an asalnya mengandung makna untuk (Muhammad Abdul ‘Aziz Al-Khalidy,1990:64) menguatkan keimanan dengan Al-Qur’an, membenarkan suatu keyakinan bahwa barangsiapa ditimpa suatu penyakit, maka sesungguhnya ia mampu mengobati penyakit itu kapan saja ia kehendaki dengan mencari metode atau penyembuhnya. Keyakinan orang yang mempercayai (beriman kepada Rasulullah saw, bahwa Tuhannya telah memberi petunjuk kepadanya mengenai pelajaran-pelajaran tentang rahasia-rahasia Al-Qur’an dan dari padanya terdapat rahasia pengobatan atau penyembuhan yang bermakna.
Adapun arti penyembuh/obat (syifa’) yang terdapat dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa Al-Qur’an itulah akal dan penyembuh bagi siapa yang meyakininya. Dalam hal itu Al-Qur’an sebagai penyembuh dibagi dua bagian:
a.       Bersifat umum, seluruh isi Al-Qur’an secara maknawi, surat-surat, ayat-ayat, maupun huruf-hurufnya adalah memiliki potensi penyembuh atau obat, sebagaiman firmanNya dalam surat Yunus ayat 57 di atas.
Dalam beberapa riwayat seperti diriwayatkan oleh Mardawiyah dari Abu Said al Khudri ra. Ia mengatakan bahwa ada seorang lelaki mengtakan, “ sesungguhnya hamba mengalami keraguan yang ada dalam dada hamba:. Kemudian Nabi saw, bersabda kepadanya : “bacalah Al=Qur’an! Karena sesungguhnya Allah ta’ala berfirman: “ Al-Qur’an itu obat bagi penyakit yang ada dalam dada”. Riwayat Ibnu Majah dari Ali ra., mengatakan bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “sebaik-baik obat adalah Al-Qur’an”. (Muhammad Abdul ‘Aziz Al-Khalidy,1990:65)
b.      Bersifat khusus, yakni bukan seluruh Al-Qur’an, melainkan hanya sebagian bahwa ada dari ayat-ayat atau surat-surat dapat menjadi obat atau penyembuh terhadap suatu penyakit secara spesifik bagi orang-orang yang beriman dan meyakini akan kekuasaan Allah ta’ala, sebagaimana firmanNya dalam surat Al-Isra ayat 82 di atas.
Kekhususan-kekhususan itu dapat dilihat dalam beberapa ayat yang memiliki kekhususan pula, seperti:
1)      Asmaul Husna
وَلِلهِ الأَسْمَا ءُ الحُسْنَى فَادْعُو هُ بِهَا (الأءرف:١٨٠)
“Dan Allah memiliki nama-nama yang baik, maka berdo’alah kepada-Nya ddengan menggunakan nama-nama itu”. (Al-A’raaf,7:180)
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra, “sesungguhnya Allah ta’ala mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa telah menghafalnya masuk surge. Sesungguhnya Allah itu ganjil, dan menyenangi yang ganjil. Dialah dzat yang bernama Allah, tidak ada sesembahan kecuali Dia Maha pemelihara keamanan, (Nama Dzat yang Maha Suci yang mengandung makna kesucian, tidak dapat diserupakan dengan apapun dan oleh siapapun).
2)      Kalimat “Basmalah”
Firman Allah Ta’ala: اِنّه مِن سُلَيْمَانَ وَ اِنَّهُ بِسْمِاللهِالرَّحْمَنِالرَّحيْم (النمل: ٣٠)
“Sesungguhnya ayat itu berasal dari Sulaiman, dan istrinya adalah dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. (An-Naml,27:30)
Rasulullah saw, menyatakan “ apabila seseorang ingin memulai suatu pekerjaan hendak ia memulainya dengan membaca kalimat “basmalah” agar selama melakukan pekerjaan itu senantiasa di dalam bimbingan rahmat Allah ta’ala.
3)      Surat Al-Fatihah
Rasulullah saw, menyatakan, pembuka kitab (surat Al-Fatihah) merupakan obat untuk semua penyalit, kecuali yang beracun dan racun kematian. (HR. Baihaqi dari Jabir, ra.)( Muhammad Abdul ‘Aziz Al-Khalidy,1990:104)
4)      Beberapa surat yang lain:
Rasulullah saw, menyatakan, barangsiapa telah membaca dua ayat yang terakhir dari surat Al-Baqarah pada waktu malam hari niscaya keduanya mematikannya; membaca ayat kursi menjauhkan diri dari syetan hingga pada hari; membaca surat Al-Kahfi dapat mendatangkan kebahagiaan.(Imam Bukhari, Shahih Bukhari 2, Beirut,1994:231-232)
Al-Qur’an dalam waktu singkat telah berhasil membentuk kepribadian manusia yang utuh, seimbang, aman, dan tentram. Dengan kekuatan dahsyat yang lahir dari perubahan itu, orang islam mampu menggoncang dan mengubah sejarah dunia. Diantara metode Al-Qur’an untuk mengobati penyakit yang berkenaandengan kejiwaan (psikoterapi) adalah membangkitkan keimanan kepada akidah tauhid, takwa, ibadah, shalat, puasa, zakat, haji, sabar, zikir, dan taubat.(M. Utsman,2000: 258)

B.     Terapeutik Dalam As-Sunnah (Hadits)
1.      Pengertian As-Sunnah
As-Sunnah menurut bahasa berarti jalan hidup yang dijalani atau dibiasakan, baik jalan hidup itu baik atau buruk (Muhammad Adib Shalih, Pustaka Firdaus, 1991:1) terpuji ataupun tercela (Musthafa al-Siba’I, Pustaka Firdaus, 1991:1) pengertian serupa ini sejalan dengan bunyi hadits Nabi yang artinya: “Barangsiapa membuat sunnah yang terpuji, maka baginya pahala sunnah itu dan pahala orang lain yang mengenalkannya, dan barangsiapa menciptakan sunnah yang buruk, maka ia mendapat dosa sunnah buruk.” Juga sebuah hadits yang artinya: “Karena semua pasti akan mengikuti sunnah-sunnah oramg-oramg sebelum kamu,sejengkel demi sejengkel, dan sehasta demi sehasta.”
Sunnah dalam pengertian para ahli hadits ialah sesuatu yang didapatkan dari Nabi saw yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya.
Penggunaan term syifa’ dalam hadits Nabi saw sebagaimana dikutip oleh al-Zarnakhsyari, al-Qurtubi, Imam Abi Hafs al-Dimasqi dan al-Maraghi dalam karyanya, yaitu عن الذبي صلى الله عليه و سلم. من لم يستشف بالقران فلا شفاءالله.  “ dari Nabi saw. Barang siapa yang tidak berobat dengan Al-Qur;an, maka Allah tidak akan menyembuhkannya. (Aswadi, PMN, 2002:65)
2.      Terapeutik dalam As- Sunnah (Al-Hadits)
Ada beberapa hadits yang menyatakan bagaimana Rasulullah saw melakukan penyembuhan secara psikoterapi dianyaranya:( Razak, HA dan Rais Lathif, Pustaka Al-Husna, 1980:170-175)
a.       Dari Abu Said ra, ia menyatakan bahwa malaikat jibril as berkata pada Rasulullah saw:” Wahai Muhammad apakah anda sedang sakit? Nabi saw mwnjawab:”benar”. Berkata Jibril as:
بِسْمِ اللهِ أًرْقِيْكَ مِنْ كًلِّ شَيئِ يُؤْذِيْكَ مِنْ كُلِّ ذِى نَفْسٍ اَوْ عَيْنِ حَاسِدِز اللهُ يَشْفِيْكَ بِاسْمِ اللهِ أُر قِيْكَ (زواه مسلم)
“ Dengan nama Allah aku membaca mantra (doa) untukmu dari segala sesuatun yang menyusahkanmu, dari semua jiwa atau mata orang yang dengki. Allah akan menyembuhkannu. Dengan nama Allah aku membacakan mantra (do’a) untuk menangkalmu”. (HR. Muslim)
b.      Dari Aisyah ra. beiaui mengatakan, bahwasanya apabila ada yang sakit diantara kami beliau mengusap kedua tangan karenanya (di tempat yang sakit) sambil berdo’a:
اَللهُمَّ رَبَّ النَّسِ اَذْهِبِ البَاسَ وَاشْفِ اَنْتَ الشَّافِى لاَ شِفَاءَ اِلاَّ شِفَا ئُكَ شِفَاءُ لاَ يُغَادِرُ سَقَامًا
“ ya Allah, Tuhannya manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Karena Engkaulah yang Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu yaitu penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Muslim)
c.       Dari Aisyah ram beliau menyatakan: “Bahwasanya apanila Rasulullah saw sakit, beliau membaca dua surat Al-Qur’an (Al-Falaq dan An Naas) untuk dirinya dan meniupkannya. Kemudian ketika sakitnya bertambah keras, maka sayalah yang membacanya lalu saya usapkan ketempat yang sakit itu dengan menggunakan tangan beliau, demi mengharapkan berkahnya”. (HR. Muslim)
d.      Dari Utsman bin Abil ‘Ash bahwa ia menderita suatu penyakit ditubuhnya sejak ia masuk islam dan hal itu dsampaikan kepada Rasulullah sae. Kemudian bersabda: “letakkanlah tanganmu pada tempat yang terasa sakit, lalu ucapkanlah:
بِسْمِ اللهِ ثَلاَثَا وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ: اَعُوْذُ بِاللهِوَقَدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا اُحِدُوَ اُحَاذِرُ (رواه مسلم)
“ Dengan nama Allah sebanyak tega kali, dan ucapkanlah tujuh kali: aku berlindung dengan Allah dan kekuasaanNya dan kejahatan usaha temui dan waspadai.” (HR. Muslim)



[1] M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Pskoterapi dan konseling islam ( Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001) Hlm 221